Era Dinasti Zankiyah Kembalinya Semangat Juang Umat

Prof Ali Muhammad ash-Shallabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Daulah Zankiyah (2007) menjelaskan menggambarkan pendiri dinasti Zankiyah, Imaduddin sebagai sosok yang sangat berwibawa. Kepribadiannya sangat kuat sehingga seluruh pasukan benar- benar tunduk kepadanya. Sebagai komandan militer, dirinya juga pemberani serta cerdas. Itu ditandai dengan kemampuannya dalam meracik strategi yang jitu.

Imaduddin berambisi menyatukan seluruh wilayah Muslim, mulai dari Irak hingga Syam. Dari Mosul, dirinya memimpin pasukan untuk mengua sai Aleppo. Sejak berhasil mengendalikan kota ter sebut, ia semakin mengintervensi situasi dan kon di si politik yang berkembang wilayah kekuasaan nya. Tujuannya ialah mempersatukan umat Islam agar bersama- sama menghadapi bahaya Pasukan Salib.

Sejak 1099 M, kaum Salibis dapat merebut Baitul Makdis dari Muslimin. Orang-orang Latin itu membantai seluruh penduduk kota suci itu.Jumlah korban diperkirakan mencapai 60 ribu jiwa.Memasuki abad ke-12, berdirilah kerajaan-kerajaan Latin di Yerusalem, Edesa, Antiokhia, dan Tripoli.

Sementara Baitul Makdis jatuh ke tangan musuh, umat Islam di Syam tercerai-berai. Hampir di setiap kota setempat terdapat pemerintahan yang independen. Menghadapi realitas itu, Imaduddin bertekad merintis persatuan Muslimin.

Cita-citanya itu tentu bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan. Satu tahun menjelang kematian nya, ia masih terus berupaya menaklukkan Damaskus. Pada 1146, dirinya wafat akibat dibunuh seorang tawanan perang yang berkebangsaan Frank atau Prancis.

Hingga wafatnya, Imaduddin telah melapangkan ja lan bagi berdirinya kesatuan Muslimin di Bumi Syam.Pada akhirnya, anak keturunannya melanjutkan perjuangan untuk menghalau Pasukan Salib dari tanah suci. Mereka itulah yang kemudian membentuk Dinasti Zankiyah.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *